instrument

Sunday, December 05, 2010

my story.. kind of novel. i called it " MINI NOVEL"!!


-- “Meet me in the poring rain, kiss me on the sidewalk
Take away the pain—

“Okey, Aku udah nunggu 3 jam di café ini. Kemana sih dia? Kenapa dari tadi belum juga muncul? 10 cangkir coklat panas telah habis ku santap dengan sendiri. Well, kali ini, aku benar-benar sangat kesal padanya! Selalu aja telat muncul! And now? What? Bahkan udah 3 JAM? UGH! Gila! Seharusnya dia tidak memperlakukan seorang wanita seperti ini. Apalagi, Aku kan PACARNYA! UGH!! Rasanya ingin sekali kubanting cangkir yang terakhir ini! Aku benar-benar bosan! Ditelepon, hp-nya gak aktif! Payah! DAMN SHIT! “ makiku dalam hati.
Drrrtt…drtt…drtt..
Blackberry-ku bergetar, 1 sms masuk dari Nova –teman baikku sejak SD-.

Mel? Lu dimana? Gue sendiri nih L
Pulang dong, gue takut! Hujan deras disini!

Aku pun mengetik jawaban singkat dengan jari-jariku yang lincah.

Ia! Ni juga mau pulang!
Sama! Disini juga hujan! Sabar yah!

Aku menghela nafas dan menoleh ke luar jendela. Kupandangi hujan yang mengguyur. Aku juga melihat beberapa orang yang kehujanan. Mereka berlari, ada yang berteduh, ada juga anak-anak kecil yang bermain dengan riang. Aku menghela nafas lagi untuk kesekian kalinya. Aku melihat bb-ku sekilas memastikan apakah ia membalas sms-ku. But, nothing. Beberapa detik aku terdiam menatapi bb-ku, dengan ragu aku mengetikkan sms ke Davi.

Where are you? Udah 3 jam lebih aku disini! Kamu jahat! Please, jangan giniin Aku! Temui aku sekarang di café! Atau.. ke rumahku aja! SEKARANG!

Setelah menunggu beberapa detik, aku mendapat laporan bahwa sms ke Davi terkirim. Hmm, syukurlah!
Drrttt..drtt..
Aku membuka sms masuk itu. Ternyata dari Davi.

Aku rasa, Aku gabisa ketemu kamu darl. Sorry, jalanan macet hun! Maybe tonight, I’ll visit you.. Love you .xx

Lagi-lagi, aku menghela nafas untuk yang ke-1000 kalinya. Kali ini, aku benar-benar ingin teriak! Bukan! Maksudku, aku ingin meninju wajahnya dengan kedua tanganku! Dia benar-benar telah mempermainkanku. Bayangin aja! Aku pacarnya nunggui dia sampai 3 jam! Dia yang buat janji! Dia yang mengingkari! Benar-benar sakit hatiku! Sepertinya aku harus segera pulang sekarang. Ugh! Sial! Hujannya malah makin deras. Aku terdiam di tempatku. Memandang lurus, tepatnya aku sedang melamun di tengah keramaian. Aku tersadar saat seseorang menginjak kakiku. Aaaw! Aku segera pergi menjauh dari keramaian itu. Aku pun menyebrang untuk mencari taxi. Di seberang, aku bersama para penumpang lain sedang mencari taxi untuk pulang. Well, mungkin sebagian mencari bus.
Aku masih saja melamun, membiarkan tubuhku basah karena hujan. Tiba-tiba saja, lamunanku buyar oleh seorang lelaki yang menutupiku dengan jasnya. Aku kaget karena dia juga menarikku ke tempat yang …ehm.. kering. Aku mengangkat daguku dan melihat sepasang mata biru yang indah yang juga sedang menatapku dalam. Kami berdua saling bertatapan. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga nafasnya mengenai wajahku. Bibirnya perlahan mendekatiku, dan..we kiss !! Well, menghanyutkan! Aku tak berdaya! Aku tidak membuat gerakan! Kedua tanganku terlipat, dan aku sangat menikmatinya. Kira-kira 3 menit kemudian, dia menyudahi menciumku lalu tersenyum kepadaku. Aku pun membalasnya.
I love you” bisiknya.
I hate you! Kenapa kamu ga muncul? Aku capek!” balasku sambil membuang muka.
Hunn, I’m sorry.. Aku sibuk banget hari ini. Sorry yahhh” katanya sambil mengecup pipiku.
Sorry..Sorry.. Itu aja! Bosan! Udah ah! Antar aku pulang sekarang!” bentakku sambil mencibir gak jelas.
“Haha,… Baiklah tuan putri” kata Davi sambil mengajakku menuju parkiran.
Sesampai dirumahku, Aku mengajak Davi masuk. Kali ini, dia tidak menolak.
“ Hai Dav!” sapa Nova sambil duduk di samping Davi.
“ Hai! “ jawabnya singkat.
Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, membiarkan mereka berbincang-bincang. Sedangkan aku membuatkan 3 cangkir kopi hangat. Beberapa menit kemudian, aku muncul dengan 3 cangkir kopi hangat dan 1 toples snack.
“Sooo…. Aku rasam Aku harus pergi!” kata Nova sambil merampas toples.
“Kemana? Kan hujan?” tanyaku keheranan.
“Ya elaahh mel! Maksud gue, gue itu harus nyingkir! Gue gak mau gangguin elu!” katanya sambil menunjuk kami berdua bergantian.
Aku membuat huruf O sempurna di mulutku hingga Davi tertawa mengejek ke arahku. Aku mengerucutkan bibirku dan melipat tanganku. Davi pun makin tertawa geli.
“Oke! Bye guys! “ sambil membawa segenggam penuh keripik.
Aku tak membalas Nova, sedangkan Davi masih tertawa mengejekku.

1 comment:

no name said...

keren Lid !
wah,sumpah,kata" nya bagus bener.ahhaha
lanjuuttttt :D